tittle : Promise
Author : Christine Amanda
Cast : Kizuna Miyuki, Mikaze Yuu
Genre : Sad Story
Note
: jangan lupa siapkan obat sakit kepala karena kalian akan mengalami
sakit kepala jika membaca FF ini -_- tapi sejelek – jeleknya cerita ini,
ceritanya tetap milikku, plagiat ? ane tendang.
#Kizuna Pov.
Hujan
salju melanda kota Tokyo, dimana – mana hanya tampak hamparan salju
putih, namun di luar rumahku tampak keributan para anak – anak sd
bermain perang bola salju dan yang lainnya membuat boneka salju. Aku
sangat membenci keramaian maka itu jika pulang sekolah aku selalu
mengurung diri di kamar, aku hanya keluar jika ibu menyuruhku makan atau
memangilku, setelah itu biasanya kegiatanku hanya dikamar. Daripada di
luar berisik, mendingan di kamar, terkadang jika sudah malam aku akan
menuju balkon rumahku, untuk melihat bintang.
Malam ini malam yang
dingin namun aku menuju balkon, dengan sweater biru muda untuk
menghangatkan badanku, diluar sepi, sangatlah tenang, aku melihat keatas
bintang – bintang menghiasi langit, hingga membuatku tersenyum, tiba –
tiba sebuah bola salju mendarat di hidungku, tunggu, bagaimana bisa bola
salju ini bisa menuju kebalkon rumahku yang berada di lantai dua jika
orang melemparnya pasti akan hancur sebelum sampai kesini, tiba – tiba
terdengar suara tawa dari bawah aku melihat kebawah, seorang anak laki –
laki seusiaku tertawa mengejekku.
“Kena ya ? kasihan,” ucapnya sambil terus tertawa mengejek.
“Terserah
aku tak mau berdebat dengan orang sepertimu aku mau masuk,” ucapku lalu
memutar tubuhku dan hendak berjalan masuk kedalam namun tiba – tiba
sebuah lemparan mengenai rambutku, bola salju lagi !? aku segera
membalikkan tubuhku.
“Hei, bisa tidak kamu menjaga sopan santunmu,
melempar bola seenaknya, kau pikir itu tak mengganggu orang apa !?” aku
terlalu melihat kebawah dan tiba – tiba tubuhku kehilangan
keseimbangan, dan terjatuh, aku memejamkam mataku, tuhan apa aku akan
mati sekarang ? namun tubuhku tidak langsung jatuh ketanah, anak laki –
laki itu menangkapku, pipiku memerah, jantungku berdebar kencang, apa
artinya ini ? bisa kurasakan debaran jantung anak laki – laki itu juga
sama kencang dengan debaranku, tiba – tiba tubuhku terjatuh ketanah.
“Tak kusangka anak perempuan sepertimu berat juga,” ucapnya dengan muka memerah.
“Hah ?! enak saja aku Cuma makan dua kali dalam sehari,” ucapku.
“Hah dua kali dalam sehari, jadi kau tak sarapan ?” tanyanya kaget.
“Tidak,” ucapku sambil geleng – geleng kepala.
“Anak aneh,” ejeknya.
“Apa beraninya kau !” aku menjitak kepalanya.
“Namamu siapa ?” tanyanya.
“Kizuna Miyuki, panggil saja Kizuna, kamu ?” tanyaku.
“Mikaze Yuu, panggil saja Yuu,” balasnya.
“Mengapa kamu tak pernah keluar rumah ?” tanyanya tiba – tiba
“Aku benci keramaian !” jawabku
“Jika kau terus begitu kau tak akan punya teman lho,” ucapnya.
“Whatever, aku tak suka berteman,” ucapku.
“Wew, penyakit kronis,” ucapnya
“Penyakit
? kurasa itu bukan penyakit,” ucapku santai. Tapi baru kali ini aku
bisa bicara panjang lebar keorang yang baru kukenal.
“Aku mau pulang,” ucapku lalu akan menuju rumahku, tiba – tiba tanganku ditarik olehnya.
“Tunggu,”
“Ada apa lagi ?”
“Besok mau gak ketemuan di taman sakura pukul sebelas siang ?” tanyanya penuh harap.
“Hah taman sakura ? pukul sebelas siang ? saat itu kan masih ramai aku benci keramaian,” tolakku.
“Kalau begitu jam lima sore,” ucapnya lagi.
Aku berpikir sejenak lalu mengangguk, “Baiklah,” lalu berjalan memasuki rumahku dan meningalkannya sendiri.
#Kizuna Pov End
#Yuu Pov.
“Kizuna Misaki, panggil saja Kizuna, kalau kamu ?” tanya Kizuna balik kepadaku.
“Mikaze Yuu, panggil saja Yuu,” balasku.
Yes,
akhirnya kudapatkan juga namanya, aku sering melihatnya dari bawah pada
saat dia keluar pada malam hari, tapi dia tak pernah memperhatikan
sekeliling untuk mendapatkan perhatiannya, kulemparkan bola salju
kepadanya, dan tepat mengenai hidungnya, dan sukses membuat dia
menyadari ada aku dibawah. Aku baru tau ternyata ia benci keramaian
pantas saja ia selalu di rumah dan hanya keluar malam hari, besok aku
sudah berjanji akan bertemu dengannya di taman, tapi sepertinya aku
harus pulang ini sudah terlalu malam bisa – bisa aku dimarahi oleh ibu,
di perjalanan pulang tiba – tiba hidungku mengeluarkan darah, aku sudah
sering mimisan tapi tidak pernah separah ini, aku segera mempercepat
jalanku dan di rumah ibu menyambutku dengan khawatir, ia mengambil
sebuah kain lalu memasukkan es batu ke dalam kain itu lalu membungkusnya
setelah itu ia mengompres hidungku (?) dengan kain yang berisi es batu
itu, darah dari hidungku mulai berhenti keluar, terus dan hingga tak
keluar lagi. Ibu menatapku dengan tatapan khawatir.
“Mengapa kamu selalu mimisan ya Yuu...” ucap ibu.
Aku menggelengkan kepalaku tanda tak tahu, “Sudah dari kelas satu aku sering mimisan ibu dan kini aku sudah kelas dua smp,”
“Besok, kita periksa ke dokter ya,”
“Tapi besok aku ada janji dengan teman,”
“Kan periksa nya cuma sebentar,”
“Baiklah,”
#Yuu Pov End.
#Author Pov.
Jam
lima sore, taman sakura sudah sepi, Kizuna sudah duduk manis menunggu
kehadiran seseorang yang kemarin memintanya bertemu siapa lagi kalau
bukan Yuu, namun sudah sepuluh menit Kizuna menunggu, orang yang dinanti
tak kunjung datang, pada menit ketigapuluh Kizuna hendak meningalkan
taman, tiba – tiba seorang anak laki – laki berlari kearahnya dia Yuu !
wajahnya tampak pucat dan lemas, padahal dia kemarin sehat – sehat saja.
“Lama sekali, aku sudah berniat pulang, kau tahu ? aku sudah tiga puluh menit menantimu,” gerutu Kizuna.
“Maaf, tadi aku harus periksa ke dokter,” ucap Yuu.
“Periksa ? memangnya kau sakit ? sakit apa ?” tanya Kizuna beruntun.
“Aku tak tahu, hasil tes nya belum keluar,"
#Author Pov End.
#Kizuna Pov
Jam
lima sore, dengan sabar aku menantinya namun orang yang kutunggu itu
tak datang juga, di menit ketiga puluh kuputuskan untuk pulang namun
tiba – tiba orang yang kutunggu itu berlari kearahku dengan wajah yang
tampak pucat dan lemas.
“Lama sekali, aku sudah berniat pulang, kau tahu ? aku sudah tiga puluh menit menantimu,” gerutuku padanya.
“Maaf, tadi aku periksa ke dokter,” jawabnya.
“Periksa ? memangnya kau sakit ? sakit apa ?” tanyaku beruntun kepadanya.
“Hasil tesnya belum keluar,” jawabnya.
Tiba – tiba hidungnya berdarah, dan seketika dia terjatuh, gawat dia pingsan !
“Hei ! Yuu sadarlah !” aku menepuk pipinya pelan, tapi dia tak sadar juga.
“Aduh, bagaimana ini, kenapa dia pingsan disini sih !” gerutuku.
“Yuu, ayo bangun !” aku menepuk pipinya lagi, sepertinya berhasil tangannya mulai bergerak, dan kedua matanya mulai terbuka.
“Kizuna ? apa yang terjadi denganku ?” tanyanya kepadaku.
“Tadi kau mimisan, setelah itu kau terjatuh dan pingsan,” jelasku kepadanya.
“Eh, kalau begitu aku ingin pulang sekarang kepalaku pusing, besok mau gak ketaman bermain denganku ?” tawarnya.
“Taman bermain ? aku tak pernah sama sekali kesana tapi disana pasti ramai,” ucapku.
“Kau kan tak pernah kesana ayolah ! tiketnya aku traktir dan aku akan menjemputmu,” ucapnya.
“Hmm...baiklah,”
“Kalau
begitu aku pulang ya bye,” dia tersenyum tipis kepadaku, dan sukses
membuat jantungku berdebar kencang, tanpa kusadari pipiku memerah tomat,
apa yang kurasakan sekarang ini ?
#Kizuna Pov End.
#Yuu Pov.
Saat aku memasuki rumahku tampak mama dengan wajah khawatir dia memegang suatu kertas.
“Kertas apa itu ma ?” tanyaku
“Ini hasil tes dokter,” ucap mama.
“Hasilnya bagaimana ma ?” tanyaku.
“Eh,
kamu sehat – sehat saja kok nak, tak ada yang perlu dikhawatirkan,”
ucap mama sambil menyembunyikan kertas itu dibelakang punggungnya.
“Ma, tadi aku mimisan terus pingsan,” ceritaku.
“Mungkin kamu kelelahan, oh, iya mama masak bubur ayam untukmu, makan dulu ya,” senyum mama.
“Iya ma,” ucapku lalu berjalan menuju ruang makan.
Segera
kuambil semangkuk bubur dan mulai memakannya, namun tiba – tiba darah
di hidungku menetes lagi, aku segera mencari tisu dan menghapus darah
itu.
Tiba – tiba kepalaku pusing mataku berkunang – kunang, dan semuanya berubah gelap.
#Yuu Pov End.
#Author Pov.
Malam
hari, Kizuna keluar dan menuju balkon, besok adalah hari pertama musim
semi, salju – salju sudah mulai meleleh, bulan muncul, bintang –
bintang pun muncul.
#Author Pov End.
#Kizuna Pov.
Hari
ini aku ada janji dengan Yuu untuk pergi ketaman bermain, sebenarnya
aku malas pergi ketaman bermain apalagi disana amatlah ramai, dan
pastinya berisik, tapi entah mengapa saat Yuu mengajakku aku tak bisa
menolaknya, aku menunggu Yuu di depan rumah namun orang yang
bersangkutan belum datang juga, apa setiap kami bertemu ia selalu
terlambat, Arrgh ! dasar jam karet.
Akhirnya dia datang, dia tersenyum kepadaku. Yang sukses membuatku meleleh (?)
“Ayo, !” ajaknya dia menarik tanganku.
Wajahku kembali memerah.
“Eh, maaf,” ucapnya sambil melepas tanganku.
Ditaman bermain, tentu saja ramai, itu membuatku sebal, wajahku mengeluarkan raut cemberut.
“Eh, naik roller coaster yuk !” Yuu menarik tanganku.
“Eh, tapi,”
“Ah, ayolah !”
Ternyata taman bermain mengasyikkan juga, aku sangat senang disini, ternyata berisik juga bisa menyenangkan.
Tapi kulihat wajah Yuu, wajahnya tetap pucat.
Waktu
pun terus berlalu, aku semakin akrab dengan Yuu, tapi wajah Yuu tampak
lebih pucat dari biasanya, dia juga sering mimisan dan pingsan, entah
apa yang terjadi padanya, itu membuatku khawatir.
#Kizuna Pov End.
#Yuu Pov
Seiring
berjalannya waktu, aku semakin akrab dengan Kizuna, namun entah mengapa
wajahku lebih pucat dari biasanya, darah sering sekali menetes dari
hidungku, dan aku juga sering pingsan.
Saat ibu sedang kepasar,
aku diam – diam masuk kekamar ibu, di dalam kamar segera kucari kertas
hasil tesku itu, dan aku berhasil menemukannya, aku membaca setiap
kalimat di kertas itu, itu sangat membuatku shock, aku terkena kanker
leukimia stadium akhir ?
“Yuu... apa yang kau lakukan disini ?” ibu terlihat kaget melihatku.
“Ibu, mengapa ibu tak memberitahu aku bu, mengapa ?”
“Maaf, ibu tak mau membuatmu sedih,”
“Ibu, apa aku akan meninggal ?” tanyaku sedih.
“Jangan berpikir negativ nak, itu belum tentu benar,” ibu tersenyum hambar.
#Yuu Pov End.
#Author Pov.
Telfon dikamar Kizuna berdering, Kizuna segera mengangkatnya.
“Halo, Kizuna disini, ini siapa ya ?”
“Kizuna... Ini aku Yuu,”
“Ah, Yuu ada apa ?”
“Hmm, Besok mau gak ketaman sakura ? besok kan sakuranya mekar,”
“Boleh, jam berapa ?”
“Jam dua siang,”
“Baiklah,”
#Author Pov End.
#Kizuna Pov.
Hari ini aku sudah dengan penampilan rapi, berjalan menuju taman sakura, disana tampak Yuu sedang duduk menungguku.
“Hi, Yuu maaf sudah lama menunggu ya ?” tanyaku.
“Ah, belum kok aku baru menunggu lima menit kok.” Jawabnya.
Tiba
– tiba hidung Yuu mengeluarkan darah lagi, aku kaget bukan kepalang
segera kuambil sapu tanganku lalu kutaruh di hidung Yuu.
“Yuu, jawab yang sebenarnya, kamu sakit apa ?” tanyaku
“Aku tak apa – apa kok,”
“Jangan bohong, kau tahu mana mungkin kau sehat – sehat saja, wajahmu pucat, sering mimisan dan pingsan,” ucapku.
“Sebenarnya, aku terkena kanker darah stadium akhir,” jawabnya.
“APA ?!”
“Awalnya aku juga kaget, aku juga baru tau kemarin,” ucapnya.
Aku meneteskan air mataku.
“Kizuna, jika aku pergi kamu harus berjanji padaku,” ucapnya.
“Janji apa ?” tanyaku.
“Kamu harus mulai membiasakan diri pada keramaian orang, dan belajarlah berteman,”
“Tapi...”
“Hoahm... aku ngantuk aku tidur dulu ya,” Yuu tertidur dibahuku.
Satu jam kemudain Yuu belum bangun juga, aku mulai merasa khawatir.
“Yuu
bangun, sudah jam tiga siang, ayo Yuu bangun,” aku mengguncang –
guncangkan tubuhnya, namun tak ada balasan darinya, aku memegang
tubuhnya, tubuhnya dingin, air mataku tiba – tiba menetes.
“Yuu, jangan tinggalkan aku Yuu, kamu pura – pura kan ?”
Tak ada sahutan darinya.
“Yuu, bangun !” aku mengguncangkan tubuhnya lebih keras.
“Yuu, aku janji aku akan berubah,” aku berbisik padanya.
#Kizuna Pov End.
#Author Pov.
Tiga tahun kemudian.
Seorang
perempuan yang berseragam sma, menuju kesebuah pemakaman, dia berhenti
pada sebuah makam, itu adalah makam Yuu, perempuan itu menaruh sebuket
mawar putih.
“Yuu lihat aku menepati janjiku padamu kan ? kini aku
sudah mempunyai banyak teman, keramaian yang dulu kubenci kini telah
berubah kini aku menyukai keramaian, itu semua berkatmu Yuu, terima
kasih,” ucapnya sambil meneteskan air mata.
THE END
Minggu, 10 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar